Misteri Bibit Buah, Misteri Tanahnya!
Seringkali
saat menjadi konsultan, saya terbelalak kebingungan menghadapi
masalah yang sepertinya tidak ada pemecahannya, kita menyebutnya
tidak masuk akal. Bayangkan, semua persyaratan sudah terpenuhi, tapi
bibit buah atau tanaman tak kunjung subur dan berbuah juga. Sungguh misteri. Kalau
sudah’ mentok’ begitu, sayapun langsung teringat film-film
“Rahasia Illahi”di TV yang dulu sempat ngetop.
Kalau
agroklimat yang pertama saya plototin, sekarang agrosunah yang mesti
saya lirik. Saya berupaya melakukan pendekatan ke masyarakat sekitar
kebun, adakah masalah disana? Biasanya masalah berkisar tentang batas
tanah, status tanah, penutupan jalan umum, benda-benda keramat dan
sebagainya. Saya tidak berusaha mencampuri masalah pribadi, hanya
mencari akar permasalahnnya saja. Kalaupun kemudian saya
membahasnya, sebatas saran , tidak lebih.
Bahkan
seandainya ada tanaman yang mati secara tiba-tiba, saya tidak
lantas berprasangka macam-macam kok, hanya beristigfar! Masak di
sekitar tanaman tersebut banyak ulat yang bulunya gondrong bak domba.
Bulu kudukpun merinding. Hiiiihiii………….Nah, disaat nyemprot
untuk membasmi hama itulah, kita berdoa memintakan ampun bersama.
Bibit-bibit
buah yang tadinya subur, merangas bak kena air panas. Daun berguguran
satu persatu.Saya sambil guyon bilang kalau tanahnya sedang
marah…..hehhee…..
Ya
betul……………tanah!
Tanah
yang barang mati itu tiba-tiba hidup!
Namun
jelas kitalah yang membuat semua itu hidup. Anda mungkin berpikir,
saya terlalu mengada-ada. Tapi itu kenyataan, sebagai bukti saya
pernah berkunjung ke sebuah desa yang bernama “Lemah Tamba” atau
artinya tanah yang bertambah. Selidik punya selidik ternyata nama itu
karna adanya sebuah makam keramat yang diyakini para peziarahnya akan
membuat tanah yang mereka miliki bertambah luas, bila mereka
mengambil tanah kuburan kramat tersebut lantas menyebarkannya di
tanah mereka sendiri. Apakah tanah mereka bertambah luas?, ya
tergantung besarnya keyakinan mereka. Ini keyakinan manusia yang
dipermainkan. Padahal MasyaAllah, kita ini adalah makhluk yang
tercanggih yang pernah ada di bumi ini. Kita diberi kekuasaan untuk
membuat/mencipta dengan keyakinan kita yang merupakan anugrah yang
hanya diberikan ke manusia. Tanpa hal-hal berbau syirik
tersebut…….kita mampu kok, kita sering berubah jadi makhluk
peragu, setelah kita didera serangkaian kegagalan, dan kita akhirnya
nekat mencari jalan pintas!
Sekarang
secara nalar saja, apakah tanah yang mereka ambil asli bener-bener
tanah kuburan keramat tersebut?
Kalau
tiap hari ada saja orang yang ngambil, perkiraan saya dalam dua bulan
saja: habis kan? Terus tanahnya darimana lagi? Tanpa sengaja saya
bertemu dengan orang yang tahu hal itu, dia bilang: ” Ya ambil di
sawah to Om”. Haahh!!
Trus
apa hubungannya dengan kesuburan bibit buah?
Ya,
itu tadi: tanah yang diyakini keramatpun membuat masalah besar, coba
pikirkan, tanah mana yang akan membuat tanah mereka menjadi luas?
Yang jelas ya tanah di sampingnya, alias tanah tetangga. Siapa yang
tidak sakit hati tanahnya diambil alih, meski dengan banyak cara yang
terlihat seperti transaksi halal, namun ada keanehan yang menyertai?
Misal, mereka seperti tidak sadar menjual tanahnya dengan harga
murah, ketika sadar mereka begitu menyesal. Rasa sesal pemilik lama
ini menjadi racun di tanah yang tak ada penawarnya.
Yang
lebih mengerikan lagi, bila tanah tersebut ada hubungannya dengan
pengambilan secara paksa atas hak waris anak yatim, atau yang lebih dahsyat lagi pengambilan tanah wakaf oleh para keturunan si pemberi tanah wakaf! Bagaimana ini tidak menghidupkan sesuatu yang mati bila begini? Saya pun
terkadang memilih mundur. Sesuatu yang tidak ada pemecahannya,
teramat sulit untuk dipikirkan. Cenderung membuat bulu kuduk berdiri, satu persatu korban berjatuhan termasuk bibit buah kesayangan........Akh......
Saya
selalu mengambil hikmah dibalik itu semua. Seperti saya yang begitu
suka wejangan dari Ustad Danu, yang mengobati penyakit dengan melihat dosa-dosa
yang telah kita perbuat.
Sehingga
uraian di atas hanyalah paparan hikmah yang mesti kita renungkan, bahwa ada hal-hal yang tidak bisa
kita analisa secara ilmu pertanian biasa, namun bukan berarti itu malah jadi alasan Anda
untuk tidak terus berupaya membuat bibit buah Anda menjadi tanaman
yang tumbuh subur dan berbuah lebat. Sepanjang kepemilikan tanah Anda sesuai syariat atau tidak melanggar hak-hak orang lain, tancap trus untuk membuat bbit buah Anda tunbuh, tumbuh dan trus tumbuh......
NB: Ketika saya masih anak ingusan dulu, saya menemukan sebuah buku milik kakak saya yg ditulis oleh seorang Ulama India terkenal. Buku itu begitu jernih memberi pencerahan pada saya. Buku itu sepertinya menggambarkan dunia ini seperti mesin cuci; yang akan melibas setiap orang yang mengaku beriman/beragama tapi berbuat dosa, dibersihkan dengan derita dan cobaan trus menerus sepanjang mereka trus melakukan dosa bahkan sampai di kuburnya sehingga mereka akan bersih dari dosa ketika menghadap Tuhannya. Demikian pula orang yang tidak beriman/tidak beragama akan dicuci/dibalas dengan kekayaan dan suka cita sepanjang meraka melakukan amal kebaikan di dunia, sehingga merekapun akan bersih ketika menghadap Tuhannya. Namun bersih dari amal kebaikan yang mereka perbuat di dunia, hanya dosa yang mereka bawa dengan perasaan malu yang teramat sangat!
Ora ngerti
BalasPadam